Kepulauan Raja Ampat
Kepulauan Raja Ampat
Panorama
Kepulauan Raja Ampat merupakan rangkaian empat
gugusan pulau yang berdekatan dan
berlokasi di barat bagian Kepala Burung (Vogelkoop) Pulau Papua. Secara
administrasi, gugusan ini berada di bawah Kabupaten
Raja Ampat, Provinsi Papua Barat.
Kepulauan ini sekarang menjadi tujuan para penyelam yang tertarik akan
keindahan pemandangan bawah lautnya. Empat gugusan pulau yang menjadi
anggotanya dinamakan menurut empat pulau terbesarnya, yaitu Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati, dan Pulau Batanta.
Daftar isi
·
5 Akses
|
Asal-usul dan sejarah
Asal mula nama Raja Ampat menurut mitos masyarakat
setempat berasal dari seorang wanita yang menemukan tujuh telur. Empat butir di
antaranya menetas menjadi empat orang pangeran yang berpisah dan
masing-masing menjadi raja yang berkuasa di Waigeo, Salawati, Misool Timur dan
Misool Barat. Sementara itu, tiga butir telur lainnya menjadi hantu, seorang
wanita, dan sebuah batu.
Dalam perjalanan sejarah, wilayah Raja Ampat
telah lama dihuni oleh masyarakat bangsawan dan menerapkan sistem adat Maluku. Dalam sistem ini, masyarakat skumpulan
manusia. Tiap desa dipimpin oleh seorang raja. Semenjak berdirinya lima kesultanan muslim di Maluku, Raja
Ampat menjadi bagian klaim dari Kesultanan Tidore.
Setelah Kesultanan Tidore takluk dari Belanda, Kepulauan Raja Ampat menjadi
bagian klaim Hindia-Belanda.
Masyarakat
Masyarakat Kepulauan Raja Ampat umumnya
nelayan tradisional yang berdiam di kampung-kampung kecil yang letaknya
berjauhan dan berbeda pulau. Mereka adalah masyarakat yang ramah menerima tamu
dari luar, apalagi kalau kita membawa oleh-oleh buat mereka berupa pinang ataupunpermen. Barang ini menjadi semacam 'pipa
perdamaian indian' di Raja Ampat. Acara mengobrol dengan makan pinang disebut
juga "Para-para Pinang" seringkali bergiliran satu sama lain saling
melempar mob, istilah setempat untuk cerita-cerita lucu.
Mereka adalah pemeluk Islam dan Kristen dan
seringkali di dalam satu keluarga atau marga terdapat anggota yang
memeluk salah satu dari dua agama tersebut. Hal ini menjadikan masyarakat Raja
Ampat tetap rukun walaupun berbeda keyakinan.
Kekayaan sumber daya alam
Kepulauan Raja Ampat merupakan tempat yang
sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai objek wisata, terutama wisata
penyelaman. Perairan Kepulauan Raja Ampat menurut berbagai sumber, merupakan
salah satu dari 10 perairan terbaik untuk diving site di seluruh dunia. Bahkan,
mungkin juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora dan fauna bawah
air pada saat ini.
Dr John Veron, ahli karang berpengalaman dari
Australia, misalnya, dalam sebuah situs ia mengungkapkan, Kepulauan Raja Ampat
yang terletak di ujung paling barat Pulau Papua, sekitar 50 mil sebelah barat
laut Sorong, mempunyai kawasan karang terbaik di Indonesia. Sekitar
450 jenis karang sempat diidentifikasi selama dua pekan penelitian di daerah
itu.
Tim ahli dari Conservation International, The Nature Conservancy,
dan Lembaga Oseanografi Nasional (LON) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pernah melakukan
penilaian cepat pada 2001 dan 2002. Hasilnya, mereka mencatat di perairan ini
terdapat lebih dari 540 jenis karang keras (75% dari total jenis di dunia),
lebih dari 1.000 jenis ikan karang, 700 jenis moluska, dan catatan
tertinggi bagi gonodactyloid stomatopod crustaceans. Ini menjadikan 75% spesies
karang dunia berada di Raja Ampat. Tak satupun tempat dengan luas area yang
sama memiliki jumlah spesies karang sebanyak ini.
Ada beberapa kawasan terumbu karang yang masih sangat baik
kondisinya dengan persentase penutupan karang hidup hingga 90%, yaitu di selat
Dampier (selat antara P. Waigeo dan P. Batanta), Kepulauan Kofiau, Kepualauan
Misool Timur Selatan dan Kepulauan Wayag. Tipe dari terumbu karang di Raja
Ampat umumnya adalah terumbu karang tepi dengan kontur landai hingga curam.
Tetapi ditemukan juga tipe atol dan tipe gosong atau taka. Di beberapa tempat
seperti di kampung Saondarek, ketika pasang surut terendah, bisa disaksikan
hamparan terumbu karang tanpa menyelam dan dengan adaptasinya sendiri, karang
tersebut tetap bisa hidup walaupun berada di udara terbuka dan terkena sinar matahari
langsung.
Spesies yang unik yang bisa dijumpai pada
saat menyelam adalah beberapa jenis kuda laut katai, wobbegong, dan ikan pari Manta. Juga ada ikan endemik raja ampat,
yaitu Eviota raja, yaitu sejenis ikan gobbie. Di Manta point yg terletak di
Arborek selat Dampier, Anda bisa menyelam dengan ditemani beberapa ekor Manta
Ray yang jinak seperti ketika Anda menyelam di Kepulauan Derawan, Kalimantan
Timur. Jika menyelam di Cape Kri atau Chicken Reef, Anda bisa dikelilingi oleh
ribuan ikan. Kadang kumpulan ikan tuna, giant trevallies dan snappers. Tapi
yang menegangkan jika kita dikelilingi oleh kumpulan ikan barakuda, walaupun
sebenarnya itu relatif tidak berbahaya (yang berbahaya jika kita ketemu
barakuda soliter atau sendirian). Hiu karang juga sering terlihat, dan kalau
beruntung Anda juga bisa melihat penyu sedang diam memakan sponge atau berenang
di sekitar anda. Di beberapa tempat seperti di Salawati, Batanta dan Waigeo
juga terlihat Dugong atau ikan duyung.
Karena daerahnya yang banyak pulau dan selat
sempit, maka sebagian besar tempat penyelaman pada waktu tertentu memiliki arus
yang kencang. Hal ini memungkinkan juga untuk melakukan drift dive, menyelam
sambil mengikuti arus yang kencang dengan air yang sangat jernih sambil
menerobos kumpulan ikan.
Peninggalan prasejarah dan sejarah
Di kawasan gugusan Misool ditemukan
peninggalan prasejarah berupa cap tangan yang diterakan pada dinding batu
karang. Uniknya, cap-cap tangan ini berada sangat dekat dengan permukaan laut
dan tidak berada di dalam gua. Menurut perkiraan, usia cap-cap tangan ini
sekitar 50.000 tahun dan menjadi bagian dari rangkaian petunjuk jalur
penyebaran manusia dari kawasan barat Nusantara menuju Papua dan Melanesia.
Sisa pesawat karam peninggalan Perang Dunia
II bisa dijumpai di beberapa tempat penyelaman, seperti di Pulau Wai.
Mengunjungi kepulauan ini tidaklah terlalu
sulit walau memang memakan waktu dan biaya cukup besar. Kita dapat menggunakan
maskapai penerbangan dari Jakarta ke Sorong via Menado selama 6 jam
penerbangan. Dari Sorong –kota yang cukup besar dan fasilitas lumayan lengkap-
untuk menjelajahi Raja Ampat pilihannya ada dua, ikut tur dengan perahu pinisi
atau tinggal di resor Papua Diving. Sekalipun kebanyakan wisatawan yang datang
ke Raja Ampat saat ini adalah para penyelam, sebenarnya lokasi ini menarik juga
bagi turis non penyelam karena juga memiliki pantai-pantai berpasir putih yang
sangat indah, gugusan pulau-pulau karst nan mempesona dan flora-fauna unik
endemik seperti cendrawasih merah, cendrawasih Wilson, maleo waigeo, beraneka
burung kakatua dan nuri, kuskus waigeo, serta beragam jenis anggrek.
Ancaman terhadap kepulauan ini
Kekayaan keanekaragaman hayati di Raja Ampat
telah membuat dirinya memiliki tingkat ancaman yang tinggi pula. Hal itu bisa
dilihat dari kerusakan terumbu karang dan hutan. Kerusakan terumbu karang
umumnya adalah karena aktivitas penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan
seperti bom, sianida dan akar bore (cairan dari
olahan akar sejenis pohon untuk meracun ikan).
Usaha-usaha konservasi
Untuk menjaga kelestarian bawah laut
Kepulauan Raja Ampat, usaha-usaha konservasi sangat diperlukan di daerah ini.
Ada dua lembaga internasional yang konsen terhadap kelestarian sumber daya alam
Raja Ampat, yaitu CI (Conservation International) dan TNC (The Nature
Conservancy). Pemerintah sendiri telah menetapkan laut sekitar Waigeo Selatan,
yang meliputi pulau-pulau kecil seperti Gam, Mansuar, kelompok Yeben dan
kelompok Batang Pele, telah disahkan sebagai Suaka Margasatwa Laut. Menurut SK
Menhut No. 81/KptsII/1993, luas wilayah ini mencapai 60.000 hektar.
Selain itu, beberapa kawasan laut lainnya
telah diusulkan untuk menjadi kawasan konservasi. Masing-masing adalah Suaka
Margasatwa Laut Pulau Misool Selatan, laut Pulau Kofiau, laut Pulau Asia, laut
Pulau Sayang dan laut Pulau Ayau.
·
www.fauzanponsel.blogspot.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar